Faith

starleeydf
4 min readAug 16, 2023

--

Haksa selalu percaya pada kata yang terucap dari sang ibu, bahwa ia hanya perlu yakin dan percaya pada diri sendiri ketika memutuskan untuk melangkah pada suatu hal yang baik.

Seperti saat ini, lelaki itu sedang dipenuhi keyakinan akan pilihannya. Baginya, keputusan untuk meminang Becca tidaklah mudah, tidak terlalu cepat, juga tidak tertinggal jauh, karena yang ada dalam keyakinannya hanyalah, — selamanya bersama wanita ini adalah suatu kehidupan yang sangat ia nantikan setiap tindakan dan pikirannya.

Ia mempercayai sebuah komitmen, bahwa segala keyakinan dan niat yang baik hanya bisa terlaksana bila dilakukan dan diiringi dengan komitmen.

Bersama Becca, Haksa selalu yakin bahwa ia bisa menghadapi kebahagiaan dan kesedihan dalam mengarungi kehidupan ini nantinya.

Meskipun hari mulai gelap, perjalanan Haksa dari Jakarta Selatan menuju Tangerang terasa begitu menggairahkan. Hati yang berbunga-bunga seraya sesekali ia berbincang mengenai pekerjaan bersama Yaza dan Berlina di dalam mobil.

Bagi para petinggi perusahaan, kegiatan ini sudah tidak asing lagi. Kesibukan yang sudah menjadi rutinitas dan tanggung jawab.

Kunjungan Haksa ke rumah orangtua Becca berjalan lancar hingga tiba saatnya ia menyampaikan niat dan maksud kedatangannya.

“Saya Haksa Reniobarituta, sangat berterimakasih atas waktu dan dukungan yang diberikan oleh keluarga dari bapa Herman. Setelah saya mengilas balik bagaimana pertemuan saya dengan anak bapak dan ibu yang bernama Ecca Liana Caroline, saya merasa Ecca dengan saya memiliki banyak kesamaan tujuan dalam mengarungi kehidupan. Meskipun waktu yang kami lalui bersama mungkin belum terlalu lama, namun saya yakin bahwa Ecca Liana Caroline adalah wanita yang saya cintai.,” jedanya.

“Oleh karena itu, dengan ketulusan saya di sini bersama dengan wali saya yaitu Yaza Dewangga. Memohon izin kepada bapa dan ibu selaku orangtua dari Ecca Liana Caroline bahwa maksud saya kesini adalah untuk mempersunting Ecca Liana Caroline dalam ikatan suci dan menjamin kebahagian untuknya setelah ini” ungkap Haksa disaksikan oleh keluarga besar Becca dan walinya.

Semuanya tampak tersenyum setelahnya, ada kak Acca dan suami, ada ayah Herman dan ibu Carol, ada papa Banu juga di sana yang sudah tak asing lagi bagi Haksa. Karena papa Banu adalah ayah tiri Jidan, jadi banyak hal-hal yang memudahkan Haksa dalam proses menjalin kedekatan dengan Becca Caroline.

Tak lupa, Yaza dan Berlina turut memenuhi bangku yang telah didesain dengan cantik khusus untuk proses pinangan Haksa dan Becca.

“Silahkan dijawab oleh putriku, ayah selalu percaya akan apa yang sudah putri ayah yakini,” persilah ayah Herman pada putri bungsunya.

Seluruh pasang mata di sana hanya tertuju pada Becca, wanita itu tampak tersipu sebelum akhirnya ia mulai membuka suara.

“Saya Ecca Liana Caroline dengan tulus mengatakan bahwa saya bersedia menjalin hubungan dengan Haksa Reniobarituta ke jenjang yang lebih serius,” jawabnya perlahan seraya mengangguk sebagai tanda ketersediaannya menjalin kasih dengan Haksa.

Haksa dan Becca tak bisa lagi menyembunyikan senyum mereka yang merekah bahagia. Mereka selalu meyakinkan pada diri sendiri bahwa semua keputusan hari ini dengan apapun yang akan terjadi ke depan, akan mereka terima dengan lapang dan siap mengarungi jalin kasih selama beberapa bulan ke depan sebelum melaksanakan pernikahan.

“Eghm,” deham Haksa melirik Berlina yang siap dengan kotak di tangannya.

Tak butuh waktu lama bagi asisten pribadinya itu untuk mengerti maksud Haksa, ia pun menyerahkan kotak tersebut pada keluarga Becca dan mempersilahkan mereka untuk memilih atau menerima semua yang ada dalam kotak tersebut.

Sedangkan Becca sudah melotot dibuatnya. wanita itu beberapa kali melirik Haksa yang malah sibuk menutupi wajahnya agar tak terkena tatapan amarah Becca.

Kunci mobil OneBi (1B).

“Oh, wow” seru bang Rian begitu melihat isi kotak tersebut dari samping. “Pilih semua aja om, Haksa masih punya pabriknya” hasut bang Rian membuat seisi ruangan tertawa.

“Boleh?” tanya om Herman berniat bercanda namun ditanggapi serius oleh Haksa.

“Boleh banget Om -eh Ayah. Ayah Herman mau model lain boleh, akan kami sesuaikan,” angguk Haksa percaya diri.

“Buset, mau juga dong” goda bang Rian tak berhenti membuat Haksa sedikit mendengus.

“Kalau sama lo nanti gue rugi, Bang. Lo kalau minta nggak pakai itung-itungan” jujur Haksa sontak membuat papa Banu yang mengerti sifat Rian pun turut menanggapi.

Hangatnya perbincangan mereka sampai hampir lupa untuk menentukan tanggal pernikahan hingga akhirnya mereka memutuskan untuk beralih topik menjadi lebih serius.

Prosesi pinangan itu pun dilanjutkan dengan diskusi dua keluarga besar mengenai hal-hal yang diperlukan nantinya termasuk tanggal pertunangan serta pernikahan Haksa dan Becca.

Sambil berdiskusi sambil menikmati makan malam mewah yang telah disediakan oleh tiga chef yang disewa Haksa untuk turut menghangatkan kunjungan.

Tak ada kata terlambat juga tak ada kata terlalu cepat. Bagi Haksa dan Becca, pelabuhan terakhirlah yang akan menjadi titik permulaan mereka, yaitu pernikahan, yang telah dua keluarga besar itu tetapkan dalam tiga bulan ke depan.

— starleeydf.

--

--

starleeydf
starleeydf

No responses yet